Panas tubuh anak ku naik lagi, saat ini 39,3°C. Tidak mau makan minum, mau nya hanya nempel nenen saja, padahal sebagai ibu yang sedang mengandung 6 bulanan produksi ASI ku sudah tidak sebanyak dulu, mungkin hampir tidak ada ASI yg keluar. Awal mengetahui hamil lagi, saat qifa berusia 8 bulanan, ada rasa khawatir dan juga sedih karena tidak bisa memberikan ASI genap 2 tahun untuk anak pertama ku. Rencana kami sebagai orangtua untuk program mempunyai anak lagi saat qifa berusia 2 tahun, namun karena sebelumnya saya dan suami LDM, jadi tidak sempat KB, dan takdir Allah mengizinkan kami untuk punya anak lagi di usia qifa yang belum genap 2 tahun.
Konsultasi dibeberapa dokter kandungan, ada yang memperbolehkan menyusui saat hamil dengan syarat kondisi ibu sehat, nutrisi terpenuhi dan tidak ada kontraksi atau nyeri di bagian perut. Ada juga dokter yang menganjurkan untuk menyusui sampai usia kehamilan 5 bulan dan setelah itu stop ASI untuk anak pertama. Namun, setelah berdiskusi dan membaca beberapa literatur baik secara medis maupun secara agama, akhirnya saya memutuskan untuk terus menyusui anak saya dengan melihat kondisi saya sebagai ibu. Frekuensi qifa menyusui saat sehat juga tidak terlalu sering, hanya waktu waktu tertentu saja karena untuk makan dan minum susu formula dan UHT qifa termasuk lumayan banyak. Namun, karena saat ini qifa sedang sakit, yang qifa mau hanya di peluk, di gendong, dan pastinya nenen sm mamah nya, entah produksi ASI nya banyak atau sedikit yang jelas ketika lepas nenen, qifa langsung terbangun dan menangis. Nenen ibarat doping buat sang buah hati.
Karena tubuh ku saat ini juga sedang tidak fit, rasa nya sangat lelah jika harus terus terusan menggendong qifa, akhirnya saya memutuskan untuk membawa qifa berobat ke klinik yang dekat rumah kami.
Sesampainya di klinik (klinik tipe C), seperti biasa kami mendaftar dan mengantri ke poli dr. Spesialis anak. Antrian yang cukup panjang, saat menunggu, qifa di gendong papahnya, dan qifa muntah hebat serta banyak, baju papahnya kotor karena ditumpahi muntah qifa, qifapun juga demikan, saya segera ambil alih yang memegang qifa dan membersihkan muntahan serta mengganti baju qifa. Segera setelah itu, saya memutuskan untuk ke emergancy, saya khawatir kalau qifa mengalami dehidrasi. Namun, saya merasa emergancy disini tidak tanggap, sang suami datang ke custumer service (CS) mengadukan keluhan kami, CS langsung menghubungi ruangan dokter anak nya dan meminta untuk anak kami didahulukan pemeriksaan nya karena kondisi nya saat ini. Akhirnya kami diminta untuk ke atas lagi karena ruangan dokternya memang berada di lantai 2. Namun sesampainya di atas ternyata tidak ada respon seperti yang di bicarakan CS nya, padahal kami sudah melapor ke perawat nya. Kami harus menunggu lagi. Karena melihat kondisi anak, kami turun lagi untuk ke emergancy, dan mengadukan hal ini ke CS, akhirnya CS menyarankan kami menunggu di emergancy, saat menunggu kami melihat ada keluarga pasien yang marah marah karena tidak di tangani cepat. Melihat fenomena itu, sang suami bilang, “ayooo kita pulang saja, sudah nunggu lama lama tpii tidak cepat di tangani, saya tidak mau ke rumah sakit ini lagi” (bicara sambil menahan kesal + marah)
Papah: “syg (sebutan suami ke saya) mau cari rumah sakit lg?”
Mamah: “sekarang sudah jam 11 malam, cari rumah sakit lgi, pastinya akan mengantri lgi, dan kondisi mamah juga sudah lelah banget, anak kita juga sepertinya demamnya juga sudah turun dan mamah lihat tanda tanda dehidrasi tidak ada, bismillah kita rawat di rmh saja, ada obat juga di rumah”
Papah: “ oohh yah sudah yank”
Sesampainya di rumah, saya coba memberikan air zam zam, alhamdulillah walau sedikit akhirnya mau juga diminum, papah sediakan susu di botol. Setelah itu kita baringkan ke tempat tidur dan mulai menyusui qifa lagi, saat ini saya hanya bisa menyusui di sebelah kiri saja, puting susu sebelah kanan sudah lecet ada bagian yang robek karena di gigit qifa.
Sepanjang malam qifa menyusui sebelah kiri, sebenarnya saya pegel banget karena tidak bisa gantian dengan sebelah kanan untuk menyusui, namun karena didampingi oleh suami dan suami bantu pijat punggung saya, alhamdulillah sedikit terobati pegal nya.
Setiap saat mamah selalu membisikan ke qifa, qifa anak yang kuat dan harus cepat sehat. Mamah yakin dengan doa, usaha dan kalimat-kalimat positif ke qifa, qifa akan segera sehat kembali. Aamiin
Jeddah, 5 November 2017
Irma Tazkiyya
#hari 4
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar