Mata saya tertuju pada anak perempuan usia nya sekitar 19 tahun, anak nya kurus, kulit nya tampak kering, bibir pecah-pecah, tampak wajah yang tak ada semangat untuk hidup. Pergerakan diafragma dada nya menunjukkan anak tersebut mengalami sesak, air mata nya menetes perlahan. Saya langsung menghampirinya, "Assalammualaikum" sambil memegang punggung tangan nya. "Saya, nurse irma" "Lili, saya bawakan oksigen untuk kamu pakai yah," langsung saya pasangkan selang oksigen ke hidung nya. "Kamu akan baik baik saja," kataku sambil memegang erat tangan nya. Lili hanya mampu menangis dalam diam. Matanya hampa sambil seraya mengutuk kondisinya saat ini. Entah apa yang dipikirkannya, yang jelas ada sarat yang mengatakan, untuk apa saya hidup! Sebelum melihat kehadiran lili di tempat tidur yang terletak disamping jendela, saya sudah membaca medical record nya terlebih dahulu. Lili berusia 19 tahun, saat ini terdiagnosa mengalami CKD ( Chron