Saat kondisi bumil sedang tidak fit, anak masih sakit. Wahh, ternyata ini yah jadi ibu rantau di negeri orang, harus bisa semua nya sendiri. Terkadang emosi mengalahkan logika kita, saat sang buah hati masih sangat cengeng karena kondisi badannya yang tidak bersahabat saat ini.
Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan. Saat hamil, kondisi perut sedang kram, memasak harus menggendong sang buah hati yang menuntut perhatian lebih. Belum selesai pekerjaan satu, anak saya 'pup' dan ternyata diapers nya tidak bisa menampung 'pup' nya dan akhirnya berceceran kemana-mana. Langsung saya bawa ke kamar mandi untuk dibersihkan, namun anak saya yang masih 15 bulan menangis sekeras kerasnya, tidak mau dibersihkan kotoran nya, yang diminta hanya di gendong terus-terusan..
👩: "Nak, ayoo lawan sakitnya, qifa harus sembuh, mamah kangen lihat qifa yang ceria,, ayoo sayang, mamah bersihkan dulu 'pup' nya yah"
👶:... nangis keras,, tidak mau berdiri, mau nya di gendong.....
👩: dengan nada yang keras,,, " ayoo sayang, pup nya dibersihkan dulu baru bisa di gendong sama di peluk..."
masih dengan intonasi suara yang keras, sambil mengatakan "Mamah lelah nak, ayoo donk kerjasamanya"... setelah itu mengucakpan "Astagfirullah, maafin mamah yah nak".
Mencoba menenangkan diri, tarik nafas dalam, dan beristigfar...
Dengan kondisi qifa belum bersih sempurna dari 'pup'nya, mamah memeluk qifa dan membisikan "qifa, mamah sayang sama qifa, ayoo dibersihkan dulu pup nya, biar qifa lebih nyaman, setelah bersih baru dipeluk lagi sama mamah"... hati rasanya menangis...
sambil membersihkan qifa, memohon kepada Allah untuk dijaga kesabaran dalam merawat amanahMU ya Rabb..
Dan teringat apa yang disampaikan di bunsay IIP, Komunikasi produktif dengan anak untuk mengendalikan intonasi suara dan menggunakan suara ramah, dengan menggunakan rumus 7-38-55. Selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh. Terbukti dengan intonasi suara keras, membuat qifa lebih keras menangisnya, Sedangkan saat intonasi suara lembut, tangisan qifa mulai mereda.
Sebagai seorang ibu, harus lebih banyak bersabar apapun kondisinya. Terimakasih Bunsay IIP, bisa jadi 'alarm' saat khillaf.
Jeddah, 9 November 2017
Irma Tazkiyya
#hari8
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar