Terdengar suara azan subuh berkumandang dengan lembut, mata ini spontan terjaga dan langsung kubasuh muka dengan air keran yang mengalir deras, sungguh sejuk dan segar saat air menyentuh wajahku. Kantuk yang melekat, hilang dengan kesegaran nampak.
"Sayang, papah ke masjid dulu yah", kata suami ku sambil merapihkan baju putih nya.
"Iya sayang, hati-hati yah" jawabku sambil memakai mukena putih nan bersih hadiah dari ibu mertua satu tahun yang lalu saat pulang ke Jawa Timur, Lamongan.
Suami lebih sering sholat subuh di masjid, katanya agar anak laki-laki kita punya contoh yang baik. Senyumku menghias diwajah, senang sekali mendengar suami bilang seperti itu. Orangtua adalah guru pertama dan utama untuk anak-anak kita. Sebagai orang tua 'baru' kami sama-sama harus banyak belajar pola asuh-asah-asih yang baik untuk anak-anak kita.
Pernikahan kami tergolong masih seumur jagung, tiga tahun satu bulan. Sujud syukur, kami tidak perlu menunggu lama untuk dikarunia buah hati. Hanya menunggu satu bulanan setelah prosesi akad nikah, saya dinyatakan positif hamil, Alhamdulillah. Namun, disinilah awal cobaan pernikahan kami. Dua bulan setelah akad nikah, suami harus kembali lagi ke tanah rantau nya di Jeddah. Dan rencana nya saya akan menyusul sekitar 3 bulanan menunggu semua proses berkas rapi untuk menyusul suami ke Jeddah. Namun takdir berkata lain, hamil sampai melahirkan anak pertama tanpa didampingi suami. Satu tahun kami menjalani Long Distance Marriage. Semua sudah dilalui, ujian pertama pernikahan kami alhamdulillah lulus. Sampai akhirnya saya dan anak pertama yang saat itu berusia empat setengah bulan menyusul ke Arab Saudi.
Tsaqifah Fahimmah Firdaus, panggilannya qifa, saat ini berusia 2 tahun 2 bulan. Diusianya yang tergolong balita, qifa sudah harus menjadi kakak. Adiknya bernama Mamduh Afnan Firdaus saat ini berusia 8 bulan. Kedua buah hati ini adalah malaikat-malaikat kecil yang mengisi hari-hari mamah dengan senyuman, dan tangisan untuk berlomba mendapat perhatian mamah nya.
"Sayang, mamah itu sayang banget sama kalian berdua", kata ku sambil memeluk mereka, memastikan tidak ada lagi tarik menarik mamah nya.
Liburan ke Laut
Matahari mulai menunjukkan kehangatannya, sinar nya menembus jendela kamar seakan memberi tahu saat yang ditunggu-tunggu hadir juga, Liburan. Hari ini, hari jumat. Hari yang dinanti, karena hari jumat dan sabtu adalah hari libur kantor. Berbeda dengan kebanyakan hari libur kantor di Indonesia yang jatuh pada hari sabtu-minggu. Di Jeddah Arab Saudi, jumat adalah hari libur kantor nya. Kalau bicara hari libur tanda nya hari liburan Qifa Mamduh dan pasti liburan buat mamah nya juga.
Kami, keluarga kecil ini tinggal di syarafeyah Jeddah, KSA. Saya menghirup udara negara Arab Saudi belum lama, baru sekitar kurang lebih dua tahun. Kalau suami cukup lama, sekitar satu tahun setelah suami lulus dengan gelar sarjana nya, beliau hijrah dari Indonesia ke negara Arab Saudi, awal ditempatkan di Riyadh ibukota nya KSA, dan selanjutnya pindah ke Jeddah sampai saat ini. Sekitar delapan tahunan suami berada di negara Arab Saudi.
.....Qifa sangat senang sekali melihat laut, kalau ketemu air, kata pertama yang keluar adalah mandiii...
Mamah mengeluarkan perabot perang nya qifa seperti sendok pasir, ember kecil dan teko air mainan...
"Saat nya buat istana pasiiir, horeee", ucapku kepada qifa dengan semangat kemerdekaan...
"Horleeee" jawab qifa sambil meloncat-loncat...
Papahnya yang memegang adik mamduh langsung bilang "sayang, pegang mamduh yah, papah yang main sama qifa sama ajak qifa berenang"
Spontan langsung ambil alih adik mamduh, dan merasa ada hal yg mengganjal, heemmmm... Inimah bapake yang kebelet liburan...
Mamah melihat dari atas karpet yang digelar papah. Mamah dan adik mamduh yang masih bayi, sambil menjemur adik mamduh, mamah melihat dari jauh papah yang mengajak qifa berenang, qifa yang awal nya ragu masuk air laut namun lama kelamaan dia senang sekali berenang dilaut. Namun lagi-lagi keisengan papah kumat, anak nya yang mulai berani mandi ditengah pantai sambil dipegang erat papah tiba-tiba perlahan papah mencoba melepas pegangan nya, qifa yang sadar akan dilepas dari tangan papah nya mulai takut dan menangis...
"Huuuahhh...huhuhuhuuuuu.."tangisan qifa menggelegar diantara pengunjung pantai lainnya, tak heran banyak mata tertuju padanya.
Papah yang sadar jadi tersangkanya langsung kembali memeluk, menggendong qifa dan naik kepesisir pantai nya...
Qifa yang sudah dipeluk langsung diam dari tangisan nya.
"Sayang, bisa ga siih sehari aja ga iseng sama anak" kataku pada suami.
"Hahahaaa... Abis qifa lucu si", jawab papah.
"Hayuuu qifa kita berenang lagi" ajak papah ke qifa..
"Ga mauu", jawab qifa sambil menggeleng-geleng kepala nya...
Qifa langsung beralih pada sendok pasir dan ember pasir nya. Qifa ingin bermain pasir.
Selang beberapa menit qifa bermain pasir, ada anak arab sebaya nya yang menghampiri, seakan mengajak qifa untuk bermain bersama. Anak laki-laki tersebut langsung duduk disamping qifa dengan membawa perlengkapan perang nya sendiri. Mereka bermain bersama. Bermain bersama dengan teman baru. Qifa belajar bersosialisasi. Dengan menemukan hal baru, kreativitas akan muncul dan berkembang.
Sudah hampir dua jam duduk di tepi pantai, sesekali mamah harus masuk ke dalam mobil untuk menyusui adik mamduh. Papah sengaja parkir mobil nya tidak jauh dari pantai, agar lebih mudah untuk mobilisasi.
Sinar matahari pagi pun mulai menunjukkan kehebatannya. Keringat sudah mulai bercucuran membasahi abaya hitam yang di pakai. Papah pun sudah ada sinyal untuk membilas diri...
"Qifa, kita mandi di air pancuran yuuk" kata papah kepada qifa, mengajak qifa untuk membilas dengan air bersih.
Qifa tanpa perlawanan bilang "yuuuk" dan mengikuti papah ke area air mancur nya untuk membersihkan diri.
Sambil menunggu qifa dan papah kembali, mamah membersihkan area tempat kami berteduh, membersihkan sampah-sampah bekas makanan kami. Ahhh, mereka kembali, qifa digendong papah. Senang sekali melihat mereka berdua.
"Adik mamduh, hayuu cepet gede biar bisa main bareng sama kaka qifa", kataku kepada adik mamduh.. Baby mamduh pun tersenyum. Senyumanmu menggetarkan hati mamah sayang....
Irma Tazkiyya
Jeddah, KSA
"Sayang, papah ke masjid dulu yah", kata suami ku sambil merapihkan baju putih nya.
"Iya sayang, hati-hati yah" jawabku sambil memakai mukena putih nan bersih hadiah dari ibu mertua satu tahun yang lalu saat pulang ke Jawa Timur, Lamongan.
Suami lebih sering sholat subuh di masjid, katanya agar anak laki-laki kita punya contoh yang baik. Senyumku menghias diwajah, senang sekali mendengar suami bilang seperti itu. Orangtua adalah guru pertama dan utama untuk anak-anak kita. Sebagai orang tua 'baru' kami sama-sama harus banyak belajar pola asuh-asah-asih yang baik untuk anak-anak kita.
Pernikahan kami tergolong masih seumur jagung, tiga tahun satu bulan. Sujud syukur, kami tidak perlu menunggu lama untuk dikarunia buah hati. Hanya menunggu satu bulanan setelah prosesi akad nikah, saya dinyatakan positif hamil, Alhamdulillah. Namun, disinilah awal cobaan pernikahan kami. Dua bulan setelah akad nikah, suami harus kembali lagi ke tanah rantau nya di Jeddah. Dan rencana nya saya akan menyusul sekitar 3 bulanan menunggu semua proses berkas rapi untuk menyusul suami ke Jeddah. Namun takdir berkata lain, hamil sampai melahirkan anak pertama tanpa didampingi suami. Satu tahun kami menjalani Long Distance Marriage. Semua sudah dilalui, ujian pertama pernikahan kami alhamdulillah lulus. Sampai akhirnya saya dan anak pertama yang saat itu berusia empat setengah bulan menyusul ke Arab Saudi.
Tsaqifah Fahimmah Firdaus, panggilannya qifa, saat ini berusia 2 tahun 2 bulan. Diusianya yang tergolong balita, qifa sudah harus menjadi kakak. Adiknya bernama Mamduh Afnan Firdaus saat ini berusia 8 bulan. Kedua buah hati ini adalah malaikat-malaikat kecil yang mengisi hari-hari mamah dengan senyuman, dan tangisan untuk berlomba mendapat perhatian mamah nya.
"Sayang, mamah itu sayang banget sama kalian berdua", kata ku sambil memeluk mereka, memastikan tidak ada lagi tarik menarik mamah nya.
Liburan ke Laut
Matahari mulai menunjukkan kehangatannya, sinar nya menembus jendela kamar seakan memberi tahu saat yang ditunggu-tunggu hadir juga, Liburan. Hari ini, hari jumat. Hari yang dinanti, karena hari jumat dan sabtu adalah hari libur kantor. Berbeda dengan kebanyakan hari libur kantor di Indonesia yang jatuh pada hari sabtu-minggu. Di Jeddah Arab Saudi, jumat adalah hari libur kantor nya. Kalau bicara hari libur tanda nya hari liburan Qifa Mamduh dan pasti liburan buat mamah nya juga.
Kami, keluarga kecil ini tinggal di syarafeyah Jeddah, KSA. Saya menghirup udara negara Arab Saudi belum lama, baru sekitar kurang lebih dua tahun. Kalau suami cukup lama, sekitar satu tahun setelah suami lulus dengan gelar sarjana nya, beliau hijrah dari Indonesia ke negara Arab Saudi, awal ditempatkan di Riyadh ibukota nya KSA, dan selanjutnya pindah ke Jeddah sampai saat ini. Sekitar delapan tahunan suami berada di negara Arab Saudi.
Jeddah, terletak di wilayah Hijaz Tihamah, pantai Laut Merah, Jeddah kini merupakan kota terbesar kedua di Arab Saudi setelah ibu kota negara, Riyadh. Posisinya yang berada di bibir Laut Merah juga membuatnya menjadi salah satu kota resor utama di Arab Saudi. Dan, karena dekat dengan Laut Merah pula, Jeddah kondang dengan budaya makanan laut dan aktivitas memancingnya. Hal inilah yang membedakan Jeddah dengan kota-kota lainnya di Saudi. Jeddah dikenal dengan sebutan "The Bride of The Red Sea" (Pengantin Laut Merah). Julukan ini diberikan karena letak geografis Jeddah yang berada di pesisir Laut Merah.
Rumah kami pun hanya memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai pesisir laut merah. Pagi ini, selepas sholat subuh, mamah siap siap untuk mengajak qifa berenang di pantai laut merah. Pagi yang cerah di Jeddah dengan khas udara panas pagi nya. Kami ke pantai di 'New Jeddah Corniche'.
"Ayooo, pah kita berangkat" kataku sambil membuka diepers bag, menyakinkan semua barang yang diperlukan ada di dalam tas.
"Bentar yah, papah mau BAB dulu", jawab nya...
............eeeaaaa ...ada aja iklan nya dah kalau mau jalan...😬😆
Mendengar pintu kamar mandi tertutup qifa terbangun dari tidur nya. Memang kami berencana berangkat ke laut jam 6 pagi, biar tidak terlalu panas. Biasanya qifa masih tertidur, dan kami akan menggendongnya ke mobil dalam kondisi masih tertidur. Namun, pagi ini berbeda, mungkin karena sebelum tidur tadi malam mamah bilang ke qifa, "kak, besok pagi mandi nya di laut sekalian main pasir di pantai yah".... Entah qifa paham atau tidak, yang jelas qifa langsung bilang dengan kata-kata balita nya, "mandi..mandi..laut.." ...
Qifa, dengan sempoyongan, dan rambut acak acakan nya jalan ke arah kamar mandi, sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Daannn, pintu kamar mandi terbuka, sambil papah teriak " dooorrrr" dengan tangan mencengkram...
Aksi papah ini, berhasil mengagetkan anak perempuan nya yang masih setengah sadar dari tidur nya, alhasil qifa pun menangis karena kaget nya....
"Papaaaaahhhhhh, heran deh senang banget sih ngerjain anak" suaraku dengan nada agak kesel... Yah maklum yah, secara kita sebagai emak emak sudah repot urusan dapur buat perbekalan ke laut sambil menyusui baby mamduh, eehh papah memulai aksi pertama nya dengan mengagetkan anak perempuannya...
"Hahahaaaa😂😂", ketawa geli papah melihat anaknya kaget dan menangis.
Langsung qifa digendong dan dipeluk nya, sambil tangan papah ngelus punggung qifa, "cep..cep...cepp" ucap papah agar qifa tenang dan tidak menangis lagi...
"Kaka mirip banget sama mamah, kagetan, hahahaaa" tertawa puas papah sambil nenangin qifa kembali.
Qifa kalau sudah digendong dan dipeluk, tangisannya cepat berhenti. Anak kecil itu sangat butuh pelukan dari orangtuanya. Tahu kalau qifa sudah tidak menangis lagi, papah langsung mengayunkan atau tampak melempar qifa ke atas, qifa pun langsung tertawa senang.. Namun berbeda dengan mamah nya, "paaahh, haduuhh hati-hati, jangan tinggi tinggi ngelemparnya, mamah ngeri liat nya"
Mendengar mamah bilang seperti, papah malah sengaja melempar qifa ke udara lebih tinggi lagi, "hhuuaah"... Qifa pun senang dan tertawa.. Saat diturunkan, qifa minta di lempar ke atas lagi...
Inilah suami ku, orang nya iseng banget, suka becanda, humoris dan dekat sama anak-anak, suami juga suka bantuin ngerjain urusan domestik kalau sedang libur ngantor nya..
"Sudah, sudah, hayooo berangkat ke laut, kasian qifa dari kemarin mau mandi di pantai", kataku sambil menggendong baby mamduh.
"Eeeaaa, kamu suka mengkambing hitamkan anak deh, bukan qifa yang mau ke laut, emaknya aja yang mau jalan-jalan", jawab suami dengan nada ngeledek dan mata melirik tajam dengan bibir senyum sebelah keatas.
"Hahaaa... Ya iya lah emak sama anak kan satu keinginan", jawab ku sambil nyengir menunjukkan gigi putih dan harum setelah gosok gigi..
Hayuuuu, mumpung masih pagi, jadi ga terlalu panas dilaut nya.
Saat ini masih musim panas, malam aja masih terasa panas kalau diluar rumah, gimana kalau sudah keliatan mataharinya. Makanya kami pergi pagi pagi sekali untuk menghindari panas nya udara Jeddah.
Tidak perlu menunggu lama untuk sampai ke pantai laut merah. New Jeddah Corniche adalah tempat yang favorit untuk dikunjungi setiap akhir pekan. Penataan tempat nya bagus, bersih, dan pemandangan laut nya sangat natural, desiran air laut yang menyapa bibir pantai terdengar jelas.
"Sayang, coba di Indonesia ada tempat yang sebagus ini yah, bagus dan intinya gratis", kataku mengawali omongan sesampai nya di laut.
"Indonesia banyak tempat-tempat yang bagus, indah dan sangat menarik tapii sayang nya bayar mulu, tidak gratis seperti disini", tambah ku..
"Hahaaaa... Dasar emak emak, mau nya gratisan mulu", jawab suami dengan nada ngeledek sambil mengambil stroler yang ada didalam mobil.
"Papah apaan sih", sambil mencubit perut nya yang berisi lemak, uuupppsss....
Niat mau sedikit diskusi tentang nasib bangsa, malah dijawab guyon.. Sudahlah, nikmatilah liburan pagi ini, nge-pantai..Mendengar pintu kamar mandi tertutup qifa terbangun dari tidur nya. Memang kami berencana berangkat ke laut jam 6 pagi, biar tidak terlalu panas. Biasanya qifa masih tertidur, dan kami akan menggendongnya ke mobil dalam kondisi masih tertidur. Namun, pagi ini berbeda, mungkin karena sebelum tidur tadi malam mamah bilang ke qifa, "kak, besok pagi mandi nya di laut sekalian main pasir di pantai yah".... Entah qifa paham atau tidak, yang jelas qifa langsung bilang dengan kata-kata balita nya, "mandi..mandi..laut.." ...
Qifa, dengan sempoyongan, dan rambut acak acakan nya jalan ke arah kamar mandi, sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Daannn, pintu kamar mandi terbuka, sambil papah teriak " dooorrrr" dengan tangan mencengkram...
Aksi papah ini, berhasil mengagetkan anak perempuan nya yang masih setengah sadar dari tidur nya, alhasil qifa pun menangis karena kaget nya....
"Papaaaaahhhhhh, heran deh senang banget sih ngerjain anak" suaraku dengan nada agak kesel... Yah maklum yah, secara kita sebagai emak emak sudah repot urusan dapur buat perbekalan ke laut sambil menyusui baby mamduh, eehh papah memulai aksi pertama nya dengan mengagetkan anak perempuannya...
"Hahahaaaa😂😂", ketawa geli papah melihat anaknya kaget dan menangis.
Langsung qifa digendong dan dipeluk nya, sambil tangan papah ngelus punggung qifa, "cep..cep...cepp" ucap papah agar qifa tenang dan tidak menangis lagi...
"Kaka mirip banget sama mamah, kagetan, hahahaaa" tertawa puas papah sambil nenangin qifa kembali.
Qifa kalau sudah digendong dan dipeluk, tangisannya cepat berhenti. Anak kecil itu sangat butuh pelukan dari orangtuanya. Tahu kalau qifa sudah tidak menangis lagi, papah langsung mengayunkan atau tampak melempar qifa ke atas, qifa pun langsung tertawa senang.. Namun berbeda dengan mamah nya, "paaahh, haduuhh hati-hati, jangan tinggi tinggi ngelemparnya, mamah ngeri liat nya"
Mendengar mamah bilang seperti, papah malah sengaja melempar qifa ke udara lebih tinggi lagi, "hhuuaah"... Qifa pun senang dan tertawa.. Saat diturunkan, qifa minta di lempar ke atas lagi...
Inilah suami ku, orang nya iseng banget, suka becanda, humoris dan dekat sama anak-anak, suami juga suka bantuin ngerjain urusan domestik kalau sedang libur ngantor nya..
"Sudah, sudah, hayooo berangkat ke laut, kasian qifa dari kemarin mau mandi di pantai", kataku sambil menggendong baby mamduh.
"Eeeaaa, kamu suka mengkambing hitamkan anak deh, bukan qifa yang mau ke laut, emaknya aja yang mau jalan-jalan", jawab suami dengan nada ngeledek dan mata melirik tajam dengan bibir senyum sebelah keatas.
"Hahaaa... Ya iya lah emak sama anak kan satu keinginan", jawab ku sambil nyengir menunjukkan gigi putih dan harum setelah gosok gigi..
Hayuuuu, mumpung masih pagi, jadi ga terlalu panas dilaut nya.
Saat ini masih musim panas, malam aja masih terasa panas kalau diluar rumah, gimana kalau sudah keliatan mataharinya. Makanya kami pergi pagi pagi sekali untuk menghindari panas nya udara Jeddah.
Tidak perlu menunggu lama untuk sampai ke pantai laut merah. New Jeddah Corniche adalah tempat yang favorit untuk dikunjungi setiap akhir pekan. Penataan tempat nya bagus, bersih, dan pemandangan laut nya sangat natural, desiran air laut yang menyapa bibir pantai terdengar jelas.
"Sayang, coba di Indonesia ada tempat yang sebagus ini yah, bagus dan intinya gratis", kataku mengawali omongan sesampai nya di laut.
"Indonesia banyak tempat-tempat yang bagus, indah dan sangat menarik tapii sayang nya bayar mulu, tidak gratis seperti disini", tambah ku..
"Hahaaaa... Dasar emak emak, mau nya gratisan mulu", jawab suami dengan nada ngeledek sambil mengambil stroler yang ada didalam mobil.
"Papah apaan sih", sambil mencubit perut nya yang berisi lemak, uuupppsss....
.....Qifa sangat senang sekali melihat laut, kalau ketemu air, kata pertama yang keluar adalah mandiii...
Mamah mengeluarkan perabot perang nya qifa seperti sendok pasir, ember kecil dan teko air mainan...
"Saat nya buat istana pasiiir, horeee", ucapku kepada qifa dengan semangat kemerdekaan...
"Horleeee" jawab qifa sambil meloncat-loncat...
Papahnya yang memegang adik mamduh langsung bilang "sayang, pegang mamduh yah, papah yang main sama qifa sama ajak qifa berenang"
Spontan langsung ambil alih adik mamduh, dan merasa ada hal yg mengganjal, heemmmm... Inimah bapake yang kebelet liburan...
Mamah melihat dari atas karpet yang digelar papah. Mamah dan adik mamduh yang masih bayi, sambil menjemur adik mamduh, mamah melihat dari jauh papah yang mengajak qifa berenang, qifa yang awal nya ragu masuk air laut namun lama kelamaan dia senang sekali berenang dilaut. Namun lagi-lagi keisengan papah kumat, anak nya yang mulai berani mandi ditengah pantai sambil dipegang erat papah tiba-tiba perlahan papah mencoba melepas pegangan nya, qifa yang sadar akan dilepas dari tangan papah nya mulai takut dan menangis...
"Huuuahhh...huhuhuhuuuuu.."tangisan qifa menggelegar diantara pengunjung pantai lainnya, tak heran banyak mata tertuju padanya.
Papah yang sadar jadi tersangkanya langsung kembali memeluk, menggendong qifa dan naik kepesisir pantai nya...
Qifa yang sudah dipeluk langsung diam dari tangisan nya.
"Sayang, bisa ga siih sehari aja ga iseng sama anak" kataku pada suami.
"Hahahaaa... Abis qifa lucu si", jawab papah.
"Hayuuu qifa kita berenang lagi" ajak papah ke qifa..
"Ga mauu", jawab qifa sambil menggeleng-geleng kepala nya...
Qifa langsung beralih pada sendok pasir dan ember pasir nya. Qifa ingin bermain pasir.
Selang beberapa menit qifa bermain pasir, ada anak arab sebaya nya yang menghampiri, seakan mengajak qifa untuk bermain bersama. Anak laki-laki tersebut langsung duduk disamping qifa dengan membawa perlengkapan perang nya sendiri. Mereka bermain bersama. Bermain bersama dengan teman baru. Qifa belajar bersosialisasi. Dengan menemukan hal baru, kreativitas akan muncul dan berkembang.
Sinar matahari pagi pun mulai menunjukkan kehebatannya. Keringat sudah mulai bercucuran membasahi abaya hitam yang di pakai. Papah pun sudah ada sinyal untuk membilas diri...
"Qifa, kita mandi di air pancuran yuuk" kata papah kepada qifa, mengajak qifa untuk membilas dengan air bersih.
Qifa tanpa perlawanan bilang "yuuuk" dan mengikuti papah ke area air mancur nya untuk membersihkan diri.
Sambil menunggu qifa dan papah kembali, mamah membersihkan area tempat kami berteduh, membersihkan sampah-sampah bekas makanan kami. Ahhh, mereka kembali, qifa digendong papah. Senang sekali melihat mereka berdua.
"Adik mamduh, hayuu cepet gede biar bisa main bareng sama kaka qifa", kataku kepada adik mamduh.. Baby mamduh pun tersenyum. Senyumanmu menggetarkan hati mamah sayang....
Irma Tazkiyya
Jeddah, KSA
Komentar
Posting Komentar